BIOGRAFI M. QURAISH SHIHAB
Kanal-Details
BIOGRAFI M. QURAISH SHIHAB
Kisah-kisah unik & inspiratif mufassir dan cendekiawan muslim, M. Quraish Shihab.
Neueste Episoden
50 Episoden
EPS 49: DOA UNTUK NEGERI
Ya Allah, anugerahilah Capres dan Cawapres yang menang, kemampuan mensyukuri kemenangan tanpa keangkuhan, dan bimbing pula mereka agar sukses memimpin...

EPS 48: KETIKA DIAM TAK LAGI EMAS
Quraish sadar kehadirannya di acara salah satu kandidat akan menuai tudingan ia berpihak. “Saya ulama, saya harus netral,” begitu Quraish mengulang ja...

EPS 47: PENGABDIAN DI STASIUN TERAKHIR
Fatmawati melirik suaminya, yang tenggelam dalam syahdu lagu Camelia. Angan Quraish terbang ke masa lalu. Bersama Fatmawati.
Kini datang mengisi...

EPS 46: MENDAMPINGI PAK HARTO HINGGA GIRIBANGUN
Penghayatan dan pengamalan ajaran agama itulah, menurut Quraish, yang membuat pak Harto tetap tegar dan pasrah menghadapi berbagai hujatan. Juga ketik...

EPS 45: DI UJUNG KEKUASAAN PAK HARTO
Hari-hari itu tentu teramat menegangkan sekaligus membenani pak Harto yang sudah berusia 77 tahun. Namun Quraish menyaksikan Presiden tetap tegar, ter...

EPS 44: PAK HARTO YANG SAYA KENAL
“Nabi mengajarkan agar kita hanya menyebut kebaikan yang wafat. Dalam konteks ibu Tien, siapa pun tahu bahwa TMII, rumah sakit Dharmais dan Perpustaka...

EPS 43: DENDAM PENJAGA MONYET
Diluar dugaan, Pak Harto yang sudah digantikan wakilnya, BJ Habibie berpikir beda. Pak Harto meminta Quraish menghormati pemimpin. Termasuk mematuhi p...

EPS 42: MENOREH TITIK DI LAPANGAN BANTENG
Bagi Quraish sendiri, perjalanan dua bulan sebagai Menteri Agama digambarkannya seperti orang yang ingin menulis, tapi baru sempat menorehkan titik....

EPS 41: CUKUP CUCU PANGGIL HABIB
Baginya, gelar Habib tidak perlu diberikan kepada sembarang orang. Sebangun dengan gelar kesarjanaan, yang harus ada usaha untuk mendapatkannya. Maka...

EPS 40: SAKIT DIBAWA MATI
Hari ke hari, sakitnya makin terasa berat. Bergerak sedikit saja, ngilunya kemana-mana. Puncaknya, Quraish tak lagi sanggup bangun. Ke kamar mandi saj...

EPS 39: MENULIS DAN SECANGKIR TEH MANIS
“Kamu jangan ceramah terus. Menulislah! Kau punya tulisan itu kekal, ceramahmu dilupakan orang.”
Cuplikan dari buku "CAHAYA, CINTA, DAN CANDA M....

EPS 38: BERJILBAB KARENA KESADARAN
Najwa alias Nana, putri kedua Quraish, lebih sering dihujani pertanyaan serupa. Maklumlah, ia penyiar televisi, yang kerap muncul menyapa pemirsa, bai...

EPS 37: DENDANG TERAKHIR
TRADISI di keluarga Quraish, saat anak-anak masih kecil, Mama selalu membacakan doa yang dilagukan sambil menggendong mereka. Memenuhi permintaan Najw...

EPS 36: NAMIYA PERGI TERLALU DINI
"Cucu saya Namiya ini sudah dijamin masuk sorga. Oleh sebab itu, tolong doakan ibunya agar kuat menghadapi cobaan ini." Quraish tak kuasa menahan air...

EPS 35: RINDU BELAIAN EMMA
Kedekatan sekaligus ikatan batin terus terjalin hingga Quraish dewasa dan berumahtangga. Tapi betapa pun sudah tinggi ilmunya -- setelah meraih gelar...

EPS 34: MERAYU ISTRI DAN POLIGAMI
“Kalau soal merayu istri, abi jagonya. Abi senang sekali menunjukkan rasa sayang dan cintanya pada mama, terutama di hadapan para menantu. Mungkin sek...

EPS 33: JODOH DAN HAK VETO
Ternyata, Ahmad pun menikah dengan putri keturunan Arab. Jadi, setelah Fikri Assegaf, Ibrahim Assegaf, Riza Alaydrus, kini mantu Quraish dan Fatmawati...

EPS 32: SELALU BERSAMA DAN TERBUKA
Kalau sudah berkumpul, semua hal dibahas. Apa saja dimusyawarahkan. Tentu saja si pemilik persoalan, bebas memilih apakah masalahnya akan dibahas terb...

EPS 31: TUAN LAWYER & MR. OKLAHOMA
Sikap akrab Quraish jauh di luar dugaan Baim. Maklum, ia akan menikahi putri tokoh agama kondang. “Kawin dengan anak ulama, pasti tiap hari diceramahi...

EPS 30: RANTAI EMAS SI ANAK MAMA
Ahmad! Tidak ada hak kami memaksamu mengabdi kepada kami. Engkau bukan milik Mama yang melahirkanmu. Bukan juga milik Abi yang berusaha keras membesar...

EPS 29: PANGGIL AKU QRESCHEV
Najwa, ibunda Izaat, protes. Sepatu bola Izzat sudah banyak, kilahnya. Padahal sang kakek hanya ingin Izzat bangga dengan pilihannya. “Izzat kalau mau...

EPS 28: BAJU KOKO ABI
Quraish sendiri yang memimpin acara bagi-bagi hadiah. Tentu saja ada syarat khusus untuk mendapat hadiah,sesuai permintaan Quraish atau hadirin. Pasan...

EPS 27: KACAMATA NAJWA
Harga yang cukup tinggi, untuk tahun 1987, dan buat siswa kelas IV sekolah dasar. Cukup mahal pula, untuk dosen seperti Quraish. Tapi ia ingin membesa...

EPS 26: JANGAN PAKSA ANAKMU MENYERUPAIMU
Keyakinannya soal pondasi keagamaan diuji saat Nana akan ke Amerika. Nana yang berusia 16 tahun, lulus program America Field Service (AFS). Kegiatan p...

EPS 25: ALLAHUMMA STIKER BOBO
Chacha ingat, jika ia mengenakan pakaian yang menurut Abi kurang pantas. Quraish cuma bilang, “Jadi, Chacha pakai baju itu”, artinya ia tidak suka. Se...

EPS 24: KETIKA ANAK MENIKAH MUDA
“Kamu boleh hormat sama mertua, sayang sama adik-adik iparmu, tapi kamu bisa memberikan pendapat. Mertua kamu bukan Tuhan, dan kalau ada hal-hal yang...

EPS 23: NUN NAN ISTIMEWA
Nama yang dia pilih untuk anak-anak dan cucu perempuannya adalah apresiasi atas keistimewaan huruf 'Nun', sekaligus refleksi harapannya kepada generas...

EPS 22: DOA DI BALIK PIGURA
Ada lagi satu kebiasaan unik Quraish setiap kali akan bepergian lama, khususya ke luar negeri. Ia menuliskan doa di dinding, di balik pigura foto atau...

EPS 21: HIJRAH KE JAKARTA
Fatmawati bisa saja melahirkan lebih banyak anak – bahkan hingga 15 anak sebagaimana ibunya, Ummi Khadijah. Tapi Fatmawati menganggap lima anak sudah...

EPS 20: KETAWA-KETAWA LALU MELAHIRKAN
Ela dan Nana tumbuh ketika Quraish masih merintis kehidupan keluarga dari nol. Meskipun ia saat itu Wakil Rektor IAIN Alauddin, namun kondisi keuangan...

EPS 19: TAK BISA HIDUP TANPA MUSIK
Demi mengobati kerinduan hati istrinya, Quraish pun bersenandung, menyanyi sebisanya. “Jika ada waktu berdua di teras, saya menyanyikan lagu untuk men...

EPS 18: BULAN MADU BERUJUNG NGILU
Fatmawati yang awalnya tertawa-tawa dan mengajak suaminya beradu balap, jadi merasa bersalah dan kasihan. “Saya seperti disiksa. Badan pegal dan sakit...

EPS 17: BOLEHKAH KUPANGGIL MAMA?
Di perjalanan, hujan deras mengguyur. Quraish dan Alwi buru-buru meneduh. Malang, kaki Quraish terpeleset jalanan yang licin. Tubuhnya terperosok ke g...

EPS 16: ANAK MUDA OKB
Begitu bertemu, Quraish kaget. Di mobil Alwi ada 2 perempuan. Memang di perjalanan darat di antero Eropa, dikenal istilah auto stop. Orang bebas minta...

EPS 15: TUAN BERKACAMATA HITAM
Jangan bayangkan para mahasiswa yang mahir berbahasa Arab, dan jago berpidato itu akan bekerja di kantor atau mengajar di sekolah. Quraish dan Alwi ak...

EPS 14: JALAN KAKI DEMI LOS BLANCOS
Kecintaan Quraish dan Alwi kepada bola tak hanya lewat menjadi penonton. Mereka tak puas hanya menjadikan sepakbola sebagai permainan saja. Mereka ing...

EPS 13: SAYA PEMBUAT MASALAH
Saya dan Quraish bak pinang dibelah dua. Penjaga asrama susah membedakan mana Alwi dan mana Quraish. Kadang-kadang saya yang mencuci, tapi Quraish yan...

EPS 12: BANG ODES JADI DOKTOR
“Aku tidak pernah melihat pada aneka aib manusia, melebihi kurangnya usaha dari yang mampu meraih kesempurnaan. Masih bisa melangkah kok berhenti”, ka...

EPS 11: JANGAN PULANG SEBELUM DOKTOR
Quraish sedih berganda. Gagal masuk jurusan idaman, dan malu sebagai kakak tak lebih pintar dari adiknya. Alwi juga sedih bukan kepalang. Kakak yang i...

Eps 10: NEPTUNIA & TIGA PESAN ABA
Tapi masalah muncul, karena beberapa jam saja, roti murah itu sudah mengeras. Biar kembali enak, roti itu dipanaskan. Tak ada alat pemanas, yang ada h...